Static routing (Routing Statis)
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut. Penggunaan routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.
KONFIGURASI ROUTING STATIS MENGGUNAKAN 3 ROUTER DI CISCO PACKET TRACER
Konfigurasi Routing Statis Menggunakan 3 Router di Cisco Packet Tracer
Kali ini mengatur router yang akan mengatur menggunakan 3 buah router, 3 buah switch dan 6 buah PC klien, dan alamat ipnya dapat dilihat pada topologi di bawah ini:

Keterangan:
3 router menyetujui dengan kabel dce.

Keterangan:
3 router menyetujui dengan kabel dce.
Antar Switch ke router dihungkan menggunakan kabel lurus.
Klien PC beralih menggunakan kabel langsung.
Untuk penghubung port antar perangkat bisa dilihat pada topologi diatas.
1. Sebelum melakukan perutean statistik pada setiap perute lebih baik buat catatan pada notepad atau peranti lunak untuk perutean perutean statistik pada masing-masing perute yang digunakan. Karena dalam melakukan routing routing harus ada tiga poin yang diisikan yaitu, jaringan netmask dan nexthop.
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.1.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 konfigurasikan alamat ipnya dengan ip 192.168.4.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.2.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.4.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.3.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
3. Setelah selesai memasukan semua ip pada router langkah yang selanjutnya mengkonfigurasikan ip route.
Klien PC beralih menggunakan kabel langsung.
Untuk penghubung port antar perangkat bisa dilihat pada topologi diatas.
1. Sebelum melakukan perutean statistik pada setiap perute lebih baik buat catatan pada notepad atau peranti lunak untuk perutean perutean statistik pada masing-masing perute yang digunakan. Karena dalam melakukan routing routing harus ada tiga poin yang diisikan yaitu, jaringan netmask dan nexthop.
2. Pengaturan alamat ip di masing-masing router
Gambar diatas adalah pengaturan untuk pengaturan ip pada R1
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.1.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 konfigurasikan alamat ipnya dengan ip 192.168.4.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
Gambar diatas adalah verifikasi ip R1
Gambar diatas adalah konfigurasi untuk pengaturan ip pada R2
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.2.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.4.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
Gambar diatas adalah verifikasi ip R2
Gambar diatas adalah konfigurasi untuk pengaturan ip R3
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.3.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
Gambar diatas adalah verifikasi ip R3
R1
Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)
Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.
R2
Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)
Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.
R3
Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)
Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.
4. Setelah selesai mengkonfigurasi pada setiap router maka selanjutnya addalah mengisi alamat ip pada setiap-pc klien.
Pengaturan setiap ip pada klien sesuai dengan keterangan ip yang ada pada topologi.
5. Langkah selanjutnya adalah melakukan tes koneksi dengan cara ping dan mengirim PDU.
Tes koneksi dengan pin, sebelum ping ke alamat ip pc yang dituju ketik perintah ipconfig dulu untuk tahu ip yang telah disetting sebelumnya.
Hasil tes pengoneksian dengan menggunakan pengiriman PDU adalah seperti gambar dikirimkan ini.
Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.
4. Setelah selesai mengkonfigurasi pada setiap router maka selanjutnya addalah mengisi alamat ip pada setiap-pc klien.
Pengaturan setiap ip pada klien sesuai dengan keterangan ip yang ada pada topologi.
5. Langkah selanjutnya adalah melakukan tes koneksi dengan cara ping dan mengirim PDU.
Tes koneksi dengan pin, sebelum ping ke alamat ip pc yang dituju ketik perintah ipconfig dulu untuk tahu ip yang telah disetting sebelumnya.
Gambar ipconfig pada pc client pertama
Gambar diatas adalah gambar yang menunjukkan hasil pengepingan dari klien pc yang memiliki alamt alamat ip 192.168.1.2 menuju ke alamat ip 192.168.2.2.
Gambar diatas adalah gambar yang menunjukkan hasil pengepingan dari klien pc yang memiliki alamt alamat ip 192.168.1.2 menuju ke alamat ip 192.168.3.2.
Hasil tes pengoneksian dengan menggunakan pengiriman PDU adalah seperti gambar dikirimkan ini.
Routing statis telah berhasil dikonfigurasikan.














No comments:
Post a Comment