Static Routing adalah
suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe;
routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan
solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan
di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi
routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.
Suatu
static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu
route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana
dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host
pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route
atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local
router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang
mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static
route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk
setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket
kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router
selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari
interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface
dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat
diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet
yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router
tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator
harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi
perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu
routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala
kecil.
B. Tabel Routing
Tabel
routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri
rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing
IPv4.
1.Destination
Dapat
berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini
dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.
2.Network Mask
Subnet
mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket
yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan
Netmask.
3.Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
4.Interface
Interface
jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam
Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
5.Metric
Merupakan
angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi
route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa
dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau
rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.
Untuk kebih jelasnya, mari kita terapkan static routing pada 3 router di cisco packet tracer
1. Siapkan terlebih dahulu router dengan jenis 1840 berjumlah 3 buah
2. Sambungkan sesama router dengan menggunakan kabel berjenis cross dengan port seperti dibawah ini
3. Nyalakan masing - masing router, bisa manual maupun menggunakan perintah dari CLI
4. Pertama, config Router pertama (R1) terlebih dahulu. Masukkan ip beserta subnet pada port yang telah ditentukan
5. Atur juga ip beserta subnet pada R2. Konfig 2 port, yaitu port 0/0 dan port 0/1 menggunakan ip ad subnet seperti dibawah ini
6. Konfig pula R3
7. Setelah semua router telah dikonfig ip dan subnetnya, konfiglah rute ip. Konfig rute ip untuk R1 seperti dibawah ini
8. Konfig juga rute ip pada R3
9. Konfigurasi untuk static routing telah selesai. Untuk memastikan
tidak ada konfigurasi yang salah, cobalah untuk melakukan ping
10. Lakukanlah ping pada router R1 ke R3 terlebih dahulu.
Ping dikatakan berhasil jika success rate mencapai (5/5) atau 100%. Jika
kalian menemukan hasil ping kurang dari 5, maka bisa dipastikan ada
konfigurasi yang salah
11. Agar tidak ragu akan adanya konfigurasi yang salah, lakukan juga ping pada router R3 ke R1
Bulan Asia Wikipedia 2019 dimulai. Mari bergabung dalam maraton menulis artikel bertopik Asia. Lihat syarat dan ketentuannya.
Alamat IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4.
Panjang totalnya adalah 32bit, dan secara teoretis dapat mengalamati
hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di
seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari
8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal
dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 di mana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di seluruh dunia
melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.1.128.
Representasi alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router
IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan
logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan
menggunakan sebuah praktik yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork.
Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak
dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka
terjadilah masalah yang disebut dengan routing error. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host)
yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat
berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Jenis-jenis alamat
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar
diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama
atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Kelas-kelas alamat
Dalam RFC 791,
alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet
pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda
kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama
(utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas C
192–223
110x xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
Kelas D
224–239
1110 xxxx
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
Kelas E
240–255
1111 xxxx
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
Kelas A
Alamat-alamat
kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi
di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214
host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan,
karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Kelas B
Alamat-alamat
kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar.
Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke
bilangan biner10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Kelas C
Alamat
IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di
dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, namun berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit
sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali
host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat
IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit
pertama selalu diset kepada bilangan biner1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Kelas Alamat
Nilai oktet pertama
Bagian untuk Network Identifier
Bagian untuk Host Identifier
Jumlah jaringan maksimum
Jumlah host dalam satu jaringan maksimum
Kelas A
1–126
W
X.Y.Z
126
16,777,214
Kelas B
128–191
W.X
Y.Z
16,384
65,534
Kelas C
192–223
W.X.Y
Z
2,097,152
254
Kelas D
224-239
Multicast IP Address
Multicast IP Address
Multicast IP Address
Multicast IP Address
Kelas E
240-255
Dicadangkan; eksperimen
Dicadangkan; eksperimen
Dicadangkan; eksperimen
Dicadangkan; eksperimen
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan
lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat
lagi. Pengembang otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa
alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak
mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang
semakin meluas. Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan
kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa memedulikan
kelas disebut juga dengan classless address.
Alamat Unicast
Setiap
antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus
diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang
disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.
Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua hostTCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).
Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari
kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang
alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.
Jenis-jenis alamat unicast
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet,
semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan.
Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
Alamat publik
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier
yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan
alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router
sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat
mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik
tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.
Alamat ilegal
Intranet-intranet
pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke
Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun
menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet
akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap
Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat,
organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh
sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi
kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi
tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host
yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses
terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke Internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak
membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan
duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan.
Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet
mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut
sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam
ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat
publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal
juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping,
maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak
pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat
disebut juga dengan jaringan privat atau private network.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
10.0.0.0/8
172.16.0.0/12
192.168.0.0/16
Sementara itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam beberapa sistem operasi:
169.254.0.0/16
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier
kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang
dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network
identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16
bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan
dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak
organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat
pertumbuhan Internet yang sangat pesat.
Ruang alamat
Dari alamat
Sampai alamat
Keterangan
010.000.000.000/8
010.000.000.001
010.255.255.254
Ruang alamat privat yang sangat besar (mereservaskan kelas A untuk digunakan)
172.016.000.000/12
172.016.000.001
172.031.255.254
Ruang alamat privat yang besar (digunakan untuk jaringan menengah hingga besar)
192.168.000.000/16
192.168.000.001
192.168.255.254
Ruang alamat privat yang cukup besar (digunakan untuk jaringan kecil hingga besar)
169.254.000.000/16
169.254.000.001
169.254.255.254
Digunakan oleh fitur Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA) dalam beberapa sistem operasi.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC)
(atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka
tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi
tersebut di dalam router Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak
dapat dijangkau dari Internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari
sebuah host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim
request tersebut ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server),
yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki alamat
pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang
valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke Internet.
Alamat Multicast
Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast
tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang
efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan
untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4,
yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat
224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat
digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast
dalam subnet lokal.
Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA.
Alamat Broadcast
Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcastEthernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Network Broadcast
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bithost menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier
alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat
131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default
memiliki network identifer16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan
menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan
mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat
ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.
Dalam
dunia networking, Anda akan menemukan istilah routing. Routing
merupakan sesuatu yang sangat vital dalam dunia networking. Karena
routing adalah proses pengambilan sebuah paket data dari sebuah alat dan
mengirimkan melalui network ke alat lain di dalam network yang berbeda.
Alat yang dimaksud adalah router. Jika network Anda tidak memiliki
router, maka jelas Anda tidak melakukan routing.
Agar sebuah router bisa melakukan routing, ada hal-hal yang harus diketahui oleh router tersebut, yaitu:
Alamat tujuan
Router-router tetangga dari mana sebuah router bisa mempelajari sebuah network remote yang diberikan
Router yang mungkin terhubung ke semua network remote
Router terbaik untuk setiap network remote
Semua
informasi tersebut tersimpan di dalam routing table sebuah router.
Routing table ini menggambarkan bagaimana menemukan network-network
remote.
Proses routing IP di dalam sebuah jaringan komputer dapat diutarakan dalam paragraf di bawah ini :
Default
gateway dari host 172.16.10.2 (Host_A) dikonfigurasi ke 172.16.10.1.
Agar bisa mengirimkan paket dari host ini ke default gateway, harus
diketahui dulu alamat hardware dari interface “Ethernet0″ dari
router yang dikonfigurasi dengan alamat IP 172.16.10.1. Mengapa seperti
itu? Tujuannya agar paket dapat diserahkan ke layer Data Link, lalu
dienkapsulasi menjadi frame, dan dikirimkan ke interface router yang
terhubung ke jaringan 172.16.10.0. Host berkomunikasi hanya dengan
alamat hardware pada jaringan LAN. Agar Host_A dapat berkomunikasi
dengan Host_B, Host_A harus mengirimkan paket ke alamat MAC dari default
gatewaydi jaringan lokal tersebut.
Nah,
agar paket tersebut diketahui jalur-jalur routingnya, ada beberapa
jenis-jenis routing yang salah satunya bisa diterapkan di dalam jaringan
komputer. Jenis-jenis routing tersebut terbagi lagi berdasarkan sifat
dan protokolnya. Seperti apa cara kerja jenis-jenis routing tersebut,
artikel kali ini akan mengupasnya untuk Anda. A. Sifat Routing 1. Routing Statis
Routing
statis adalah routing yang dilakukan secara manual oleh Administrator
Jaringan. Caranya dengan memasukan pengaturan routing ke dalam routing
table dari router. Pengaturan tersebut mendefinisikan jalur sebuah paket
dengan suatu tujuan akan dilewatkan melalui interface mana.
Kelebihan dan kekurangan static routing
atau routing static bisa menjadi pertimbangan bagi Anda yang hendak
menerapkan routing jenis ini. Kelebihan routing statis diantaranya:
Tidak ada overhead(waktu pemrosesan) pada CPU router
Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
Jaminan keamanan, karena administrator jaringan dapat memilih untuk mengatur akses routing ke jaringan tertentu saja.
Namun, routing statis juga mempunyai kekurangan, yaitu:
Administrator
harus memahami betul perihal internetwork di dalam sebuah sistem dan
bagaimana setiap router dihubungkan agar dapat mengatur router dengan
benar.
Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork,
Administrator harus menambahkan sebuah routing table ke semua router
yang terhubung secara manual.
Routing statis tidak cocok untuk
jaringan komputer skala besar karena untuk menjaganya akan menjadi
sebuah pekerjaan full-time sendiri.
2. Routing Default
Routing
jenis ini digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual ke
router hop berikutnya dengan cara menambahkan router ke sebuah network
tujuan yang remote networknya tidak ada di routing table. Bisanya
digunakan pada jaringan yg hanya memiliki satu jalur keluar. Biasanya,
routing jenis ini didefinisikan dengan alamat : 0.0.0.0/0.
Routing
default memiliki kelebihan, yaitu konfigurasinya yang cukup simple.
Administrator cukup memasukkan satu perintah routing, maka semua route
akan dapat dilewati. Sedangkan kekurangan dari routing default adalah
adanya routing yang tidak diperlukan, karena routing ini memungkinan
semua router menerima routing yang tidak diperlukan. Hal tersebut dapat
menaikkan penggunaan hardware dan membuat kinerja router menjadi lelet. 3. Routing Dinamis
Routing
dinamis yaitu proses routing yang dilakukan dengan cara membuat jalur
komunikasi data secara otomatis sesuai dengan konfigurasi yang dibuat.
Jika ada perubahan topologi di dalam jaringan, maka router akan otomatis
membuat jalur routing yang baru. Routing jenis ini berada pada lapisan network layer jaringan komputer dalam TCP/IP Protocol Suites. Routing dinamis
digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing
table pada router. Routing jenis ini lebih mudah dilakukan ketimbang
routing statis dan default. Walaupun begitu, routing jenis cukup
menguras kinerja pemrosesan data di CPU router dan penggunaan bandwidth
dalam jaringan.
Routing dinamis memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
Hanya mengenalkan alamat host yang terhubung langsung dengan router
Router tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
Jika
terdapat penambahan suatu network baru, maka semua router tidak perlu
mengatur ulang. Hanya router-router yang berkaitan yang akan
melakukannya.
Sedangkan kerugian routing dinamis adalah seperti berikut:
Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui routing table di setiap waktu tertentu.
Kecepatan
pengenalan dan kelengkapan routing table memakan waktu lama. Alasannya
karena router akan melakukan broadcast ke semua router sampai ada
routing table yang cocok. Setelah konfigurasi selesai, router harus
menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang
tersedia.
B. Routed dan Routing Protocol
Selain
ketiga jenis routing yang dijelaskan di atas, ada juga beberapa
protokol dalam routing. Protokol ini ada yang disebut routed protocol
(protokol yang di-routing) dan routing protocol (protokol untuk
melakukan routing). Apa saja protokol-protokol routing tersebut? 1. Routed protocol
Routed
protokol adalah protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah
router. Routed protocol biasanya digunakan untuk mengirimkan data user
dari satu network ke network lainnya. Routed protocol membawa trafik
data seperti e-mail, file transfer, trafik web, dan lainnya. Contoh dari
routed protocol adalah: IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet. 2. Routing protocol
Routing
protocol adalah protokol dalam jaringan komputer yang digunakan untuk
secara dinamis membroadcast dan mempelajari jaringan yang terhubung, dan
untuk mempelajari rute (network path) yang tersedia. Dengan routing
protocol, router yang berbeda bisa saling bertukar update antara satu
sama lain dengan router lainnya dan mendapat rute routing paling efisien
ke tujuan. Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP,
IGRP, dan EIGRP.
RIP (Routing Information Protocol), merupakan
protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang
terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi
ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut.
OSPF (Open Shortest Path First). OSPF
adalah sebuah routing protocol standar terbuka yang telah diaplikasikan
oleh sejumlah vendor jaringan dan dijelaskan di RFC 2328. OSPF bekerja
dengan sebuah algoritma link-state yang disebut algoritma Dijkstra /
SPF. Cara kerja dari protokol ini adalah: Pertama, sebuah “pohon” dengan
jalur terpendek akan dibangun. Kemudian, routing table akan diisi
dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari “pohon” tersebut. OSPF
hanya mendukung routing IP saja. Update routing akan dilakukan secara
floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol).
Protokol routing ini menggunakan algoritma advanced distance vector dan
menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Algoritma yang dipakai
adalah kombinasi antara distance vector dan link-state, serta
menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur
terpendek. Perintah dasar Cisco sangat mendukung protokol ini, karena protokol ini diciptakan oleh Cisco System.
BGP (Border Gateway Protocol). BGP
merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia
komunikasi data. Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk
melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik
menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Routing protocol juga
pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan
terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah
BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway
Protocol (EGP).
C. Class dalam Routing Protocol
Dalam routing protocol, terdapat 3 jenis class yang membedakan tiap protokol, diantaranya:
Distance vector, protocol
yang termasuk ke dalam class ini akan menemukan jalur terbaik ke sebuah
network dengan cara menilai jarak yang ditempuh oleh jalur tersebut.
Jalur routing dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang
dituju, akan menjadi jalur terbaik.
Link state, atau disebut juga protocol shortest-path-first. Fungsi routing table pada router yang menerapkan protokol jenis ini cukup unik, karena fungsi dari routing table tersebut terbagi menjadi tiga table terpisah. Satu
untuk mencatat perubahan dari network-network yang terhubung secara
langsung, satu lainnya untuk menentukan topologi dari keseluruhan
internetwork, dan satu table terakhir digunakan sebagai routing table.
Hybrid, protokol
yang termasuk ke dalam class ini menggunakan aspek-aspek dari routing
protokol jenis distance-vector dan routing protocol jenis link-state.
Seperti namanya Routing table merupakan sebuah tabel jalur perjalana paket pada router yang miliki oleh masing-masing router.
Untuk memahami jenis informasi apa yang terdapat pada tabel route, maka
kita harus paham terlebih dahulu apa yang akan dilakukan oleh sebuah
router terhadap frame yang datang menuju router tersebut.
Keti sebuah frame paket datang menuju router maka layer paling bawah
yakni data-link layer akan melakukan pengecekan terhadap data-link
identifier frame destination address. Jika frame tersebut memiliki
identifier dari router interface atau broadcast identifier maka router
akan meneruskan paket ke network layer.
Pada network layer, destination address dari paket tersebut akan di cek
kembali. Jika destination address memiliki IP address dari router
interface atau broadcast address ke semua host, maka protokol field dari
paket tersebut akan di cek dan kemudian paket akan dikirimkan ke
internal proses yang sesuai.
Setiap destination address di panggil pada saat routing. Alamat tersebut
mungkin dimiliki oleh host pada network yang berbeda atau merupakan
alamt dari host yang terkoneksi secara langsung pada router.
Minimalnya jalur yang terdapat pada database route harus memiliki dua hal berikut:
+ Destination address (alamat tujuan).
+ Pointer ke tujuan, pointer akan mengindikasi bahwa destination address
apakah terkoneksi secara langsung atau harus melalui router lain untuk
mencapainya.
Alamat tujuan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
+ Host address
+ Subnet
+ Group of subnets (a summary route)
+ Major network number
+ Group of major network number (a supernet)
+ Default address
Jika pada saat melakukan pencocokan destination address pada paket yang
datang dengan table route tidak ditemukan network yang cocok, maka paket
yang tersebut akan di drop dan pesan ICMP Destination Unreachable akan
dikirimkan ke source address.
Untuk memahami lebih detail lagi bagai mana proses yang terdapat pada
route table maka kita akan mempelajari Big picture pada gambar dibawah
ini.
Jika router Carrol pada ganbar diatas menerima paket dengan sourece
address 10.1.1.97 dan alamat tujuan 10.1.7.35, maka router akan melihat
ke route table untuk melakukan pencocokan alamat tujuan yaitu subnet
dari network 10.1.7.0, berdasarkan route table router Carrol alamat
tujuan tersebut dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.2.2 pada
interface S0.
Paket tersebut akan dikirimkan ke router berikutnya (Dahl), router Dahl
akan melakukan hal yang sama seperti router Carrol lakukan melakukan
pengecekan pada route table yang dimilikinya, maka di dapat bahwa
network 10.1.7.0 dapat dicapai melalui next-hop address 10.1.4.2 melalui
interface S1.
Proses ini terus dilakukan sampai paket berada di router Baum, router
Baum menerima paket dari interface S0, melakukan pengecekan dan
menemukan bahwa destination address merupakan directly connected subnet
pada iterface E0. Dengan demikian proses routing selesai, dan pake
dikirim ke host 10.1.7.35 melalui interface Ethernet 0.
Mungkin masih terdapat pertanyaan dikepala kita, "Bagaimana jika alamat
tujuan tidak terdapat pada tabel route, apakah akan diteruskan ?"
Jawabannya "Tidak" hal ini sudah dijelaskan diatas, namun untuk lebih
jelasnya kita akan mencontohkannya dengan menggunakan gambar diatas.
Pada gambar dapat kita lihat bahwa alamat untuk network 10.1.1.0 tidak
terdapat pada route table router Dahl's. Sebuah Reply akan dikirimkan
dari 10.1.1.97 ke 10.1.7.35, tetapi ketika paket reply telah melewati
router Baum - Lewis - Dahl. Ketika Dahl melakukan pencocokan alamat
degan teble route yang dimilikinya dia tidak dapat menemukan jalur untuk
subnet 10.1.1.0, maka paket tersebut akan di drop. dan pesan ICM
Destination Unreachable akan dikirimkan ke host 10.1.7.35.
0 comments:
Post a Comment